INDONESIANEWS.TV – JAKARTA: Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2021 yang disampaikan Presiden Jokowi di hadapan rapat paripurna DPR RI, Jumat (14/8/2020) secara jelas diarahkan untuk mendorong reformasi struktural.
Tujuannya, meningkatan produktivitas, inovasi, daya saing ekonomi, transfromasi digital serta yang tak kalah penting mengantisipasi perubahan demokgrafi.
Dengan modal itu semua ekonomi diharapkan akan tumbuh 4,5-5,5 persen. Sebuah target yang sesungguhnya berat tapi sangat mungkin dicapai ketika seluruh kekuatan, potensi dan sumberdaya dikonsolidasikan menuju cita-cita bersama itu.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar, menilai RAPBN 2021 yang disampaikan pemerintah sesungguhnya cukup menggambarkan komitmen pemerintah dalam upaya melakukan percepatan pemulihan ekonomi.
Hanya, menurut politisi yang akrab disapa Cak Imin ini, kebijakan-kebijakan fiskal tahun 2021 tersebut tidak boleh meminggirkan pembangunan manusia sebagai fondasi pembangunan sebuah bangsa.
“Saya mengapresiasi komitmen pemerintah dalam pemulihan ekonomi sebagaimana tercermin dalam RAPBN yang disampaikan di hadapan kami. Hanya, realisasi harus cepat dan tepat agar target pertumbuhan tidak meleset,” kata Cak Imin.
Lebih lanjut Cak Imin menegaskan, pembangunan-pembangun sektor ekonomi yang terus digenjot pemperintah tidak boleh melalaikan serta mengabaikan pembangunan sektor sumber daya manusia.
Cak Imin berpendapat, pengarusutamaan pembangunan manusia harus menjadi salah satu paradigma utama pemerintah dalam pembangunan yang dicanangkan.
“Sekali lagi saya tegaskan masyarakat menengah ke bawah harus menjadi prioritas utama dalam desain besar pembangunan kita. Ini harus menjadi momentum untuk perbaikan di semua lini” imbuh Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa ini.
Cak Imin mencontohkan, dalam RAPBN 2021, anggaran pemulihan ekonomi mencapai Rp356,5 triliun.
“Anggaran sebesar itu, salah satunya diperuntukkan untuk skema-skema perlindungan sosial sebesar Rp110,2 triliun. Selain itu untuk Dungan UMKM sebesar Rp48,8 triliun, pembiayan koperasi Rp14,9 triliun, dan insentif dunia usaha sebesar Rp20,4 triliun,” jelasnya.
Menurut Cak Imin, dengan anggaran sebesar itu masyarakat menengah ke bawah harus dipastikan menjadi pihak yang menerima manfaat.
Hal ini, tutur Cak Imin, penting agar mereka tidak menjadi kluster baru penambahan jumlah masyarakat miskin, meski memang sangat rentan.
“Problem kita selalu sama dan klasik. Kesemrawuran data sehingga bantuan sosial tidak tepat dan salah sasaran. Selain tentu kelambatan dalam realisasi karena problem birokrasi. Ini harus dibenahi,” sarannya.
Ke depan, Cak Imin, dalam situasi pendemi yang belum sepenuhnya berakhir, negara memang harus hadir untuk menyantuni kelas-kelas sosial rakyat yang diasuhnya.
“Itulah sesungguhnya esensi tugas negara,” tegasnya.
Cak Imin menerangkan, kehadiran negara salah satunya terwujud dalam penganggaran dalam RAPBN, yang di dalamnya harus menunjukkan secara jelas keberpihakan negara.
“Sebagai salah satu instrumen kehadiran negara terhadap rakyatnya, RAPBN 2021 ini baru akan bermakan ketika ia berdampak terhadap kesejahetraan masyarakat,” jelas wakil Ketua DPR RI yang membidangi kesejahteraan rakyat (kesra) ini.
Lebih jauh Gus Ami menegaskan, tujuan utama sebuah RAPBN sesungguhnya adalah terciptanya kesejahteran dan keadilan sebagai tujuan utama bernegara.
Menurut Cak Imin, pembangunan harus mampu menjunjung tinggi dimensi-dimensi keadilan, pemerataan, kemanusiaan, kemandirian, harkat, martabat dan kesejahteraan secara menyeluruh.
“Pembangunan harus betul-betul menjadi sarana untuk melakukan transformasi struktural dan memajukan kualitas kehidupan masyarakat,” sarannya.
Secara khusu, Cak Imin menyoroti sektor pembangunan manusia yang harus menjadi perhatian khusus, terutama bidang pendidikan.
“Seperti diketahui, dalam RAPBN 2021 anggaran sektor pendidikan sebesar Rp549, 5 triliun,” ungkapnya.
Anggaran sebesar itu, jelas Cak Imin, difokuskan untuk peningkatan SDM, kemampuan adaptasi teknologi, dan peningkatan produktivitas.
“Bidang pendidikan ini harus betul-betul kita benahi dalam rangka menyiapkan bangkitanya generasi emas tahun 2045. Ini bukan waktu lama. Semua kekuatan harus kita sinergikan, termasuk anggaran”, tegas inisiator Gerakan Bangkit Belajar ini.
Menurut Cak Imin, peta jalan generasi emas 2045 harus disiapkan dan terus dikawal terutama melalui peningkatan kualitas pendidikan.
Karena itu, lanjut Cak Imin, anggaran pendidikan yang begitu besar dalam RAPBN tidak boleh hanya digunakan dan dihabiskan untuk gaji pegawai dan kesejehateraan.
“Jika ingin generasi emas 2045 terwujud, tak ada jalan lain selain bahwa anggaran pendidikan harus digunakan untuk peningkatan kualitas siswa dan guru. Harus proporsional antara kualitas dan penyiapan akses infrastruktur,” desaknya.
Cak Imin menambahkan, penyiapan generasi emas membutuhkan berbagai prasyarat. Salah satunya melalui kebijakan pengendalian populasi penduduk yang memadai, pengendalian pertumbuhan penduduk, serta pemerataan sebaran penduduk.
“Ini penting agar sentra-sentra pembangunan ekonomi tidak menumpuk di wilayah tertentu. Selain itu angka urbanisasi juga harus dapat ditekan. Intinya, kebijakan populasi penduduk harus dilaksanakan seiring dengan kebijakan pemerataan pembangunan ekonomi dan desentralisasi,” pungkas legislator asal Dapil Jatim 8 ini. (Daniel)
Add comment