INDONESIANEWS.TV – JAKARTA: Amerika Serikat semakin gelisah terhadap sepak terjang China di luar angkasa. Setelah pertemuan dengan para pejabat Jepang dan Korea Selatan di Tokyo baru-baru ini, komandan US Space Force Jenderal Stephen Whiting memperingatkan tentang meningkatnya ancaman dari China.
Menurutnya, dikutip dari Insider, China bergerak dengan kecepatan luar biasa di luar angkasa dan mengembangkan serangkaian senjata yang mengancam supremasi ruang angkasa AS.
“Mereka juga menggunakan ruang angkasa untuk membantu kekuatan darat mereka baik tentara, angkatan laut, korps marinir, angkatan udara dengan lebih tepat, lebih mematikan, dan lebih luas jangkauannya,” tambahnya.
Ini adalah salah satu dari serangkaian peringatan dari para pejabat tinggi militer AS dalam beberapa bulan terakhir tentang meningkatnya ancaman di luar angkasa oleh China. Ada risiko sangat nyata AS akan kehilangan status sebagai kekuatan luar angkasa dominan.
“Kita berada pada momen penting dalam sejarah. Untuk pertama kali dalam beberapa dekade, kepemimpinan AS di teknologi luar angkasa mendapat tantangan. Pesaing aktif mencari cara mengancam kemampuan kami dan kami melihatnya tiap hari,” kata Troy Meink, pejabat National Reconnaissance Office, yang membuat dan mengoperasikan armada satelit mata-mata AS.
Pernyataan tersebut sejalan dengan komentar Jenderal Chance Saltzman, kepala operasi luar angkasa US Air Force. Dia tahun lalu memperingatkan agar tidak menganggap remeh supremasi ruang angkasa AS. Menurutnya, luar angkasa saat ini jauh lebih diperebutkan.
Dalam beberapa tahun terakhir, China mengembangkan program militer canggih di luar angkasa, di mana selama beberapa dekade, AS adalah kekuatan dominan. China dilaporkan menciptakan teknologi yang mampu menarget satelit AS, serta untuk memantau Bumi dengan lebih baik.
Salah satu persaingan utama dalam persaingan ini adalah perlombaan menuju Bulan. Para pejabat AS memperingatkan bahwa China, dengan kedok penelitian ilmiah, mungkin berencana untuk menguasai wilayah di permukaan bulan sebagai bagian dari rencananya untuk mendominasi militer.
Dengan misi Artemis, AS berencana mengirimkan astronot ke bulan untuk pertama kali dalam 50 tahun. Namun China juga punya program pendaratan di bulan sendiri, dan anggota parlemen AS memperingatkan penundaan rencana NASA untuk mengirim astronot ke bulan berarti bahwa Tiongkok dapat mencapainya terlebih dahulu.
“Negara yang mendarat lebih dulu akan memiliki kemampuan untuk menentukan preseden apakah aktivitas bulan di masa depan akan dilakukan dengan keterbukaan dan transparansi atau dengan cara lebih terbatas,” kata senator Frank Lucas. (Amin)
Add comment