SURABAYA-Program makan siang gratis, termasuk susu yang digagas Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka rencananya akan dibagikan secara bertahap dengan menyasar sekitar 20% dari total anak sekolah dan pesantren seluruh Indonesia mulai 2025 mendatang.
Sebagai informasi, pasokan susu di Indonesia hingga kini memang masih impor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang 2023 Indonesia mengimpor susu dengan nilai mencapai US$ 921.425.519 atau setara Rp 14,324 triliun (kurs Rp 15.546). Angka itu setara dengan volume impor yang mencapai 287 ribu ton.
Pada 2022, jumlah impor susu Indonesia bahkan lebih besar, mencapai US$ 1,307 miliar. Secara volume, susu yang diimpor ke Indonesia mencapai 338 ribu ton.Perkiraan ini didasarkan pada jumlah murid di Indonesia sebanyak 57,98 juta orang dan jumlah hari sekolah, yaitu 255 hari per tahun. Perkiraan juga dibuat berdasarkan harga susu Rp 3.000 per kemasan.
Program pembagian susu gratis memang menjadi salah satu program prioritas Prabowo-Gibran.
Untuk menjalankan program ini, Prabowo pernah mengungkapkan berencana mengimpor 1 juta hingga 1,5 juta sapi. Dia mengatakan jumlah tersebut akan memenuhi kebutuhan minimal sapi untuk memproduksi susu, yaitu 2,5 juta ekor.
Menurut anggota komisi B DPRD Jawa Timur Agusdono Wibawanto mengatakan ada tiga tempat di dunia ini yang ternak sapinya sangat bagus untuk dikembangkan di Indonesia.” Belanda, Australia dan Brazil. Sudah selayaknya segera mungkin pemerinah mendatangkan sapi sapi susuan untuk memenuhi kebutuhan susu di Indonesia, “ jelas politisi Demokrat ini saat dikonfirmasi Jumat, 3 Mei 2024.
Pria asal Malang ini mengatakan sapi-sapi susuan yang didatangkan nantinya, bisa diberikan kepada masyarakat peternak di Indonesia.” Beberapa waktu lalu di Indonesia, ternak sapi banyak diserang PMK (Penyakit Mulut Kuku) sehingga kualitas ternak sapi susu sudah tidak bagus. Harus diganti dengan sapi-sapi impor tersebut,” sambungnya.
Alasan lain pemerintah wajib melakukan import sapi susuan, sambung Agusdono, dikarenakan kemampuan untuk produksi ternak local di Indonesia tidak mampu memenuhinya. “ Sekarang ini tak mampu untuk memenuhi kebutuhan nasional. Untuk penguatannya tidak hanya untuk impor susu namun juga perlu sapi susuannya juga, “ sambungnya.
Program minum susu gratis tersebut, lanjut pria bergelar doctor tersebut, juga harus dikuatkan dengan vaksinasi massal terhadap ternak-ternak sapi yang ada di Indonesia. Diungkapkan pula oleh mantan ketua komisi B DPRD Jawa Timur tersebut, perlu juga penguatan anggaran jika ingin punya niat swasembada susu.
“ Perlu ada anggaran besar yang harus disiapkan. Kalau pemerintah pusat itu ada anggarannya, tapi pemerintah propinsi anggarannya kecil.Akibatnya tidak dana untuk mengejar swasembada susu tersebut,” jelasnya.(Yudhie)
Add comment