INDONESIANEWS.TV – JAKARTA: Dunia pendidikan tidak terlepas dari perkembangan era digital yang berkembang pesat saat ini. Adanya pandemi Covid-19 telah merubah kondisi belajar mengajar yang berjalan secara konvensional menjadi proses belajar yang membutuhkan bantuan teknologi digital dalam pelaksanaannya.
Kebiasaan lama yang melibatkan perkumpulan sosial berskala kecil dan besar telah berubah total seiring dengan adanya penerapan physical and social distancing untuk memutus mata rantai penyebaran pandemi.
Sistem pembelajaran dan pengasuhan dengan metode tatap muka secara langsung di ruangan kelas berubah menjadi metode pembelajaran digital yang menyebabkan digitalisasi pembelajaran dan pengasuhan menjadi sebuah kelaziman dalam proses belajar mengajar di dunia pendidikan.
Saat ini berbagai platform digital ambil bagian untuk memajukan kecerdasan bangsa. Proses belajar mengajar dinilai lebih mudah dan cepat secara online.
Untuk itulah, Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Metro Jaya sebagai bagian dari dunia pendidikan turut serta berbenah diri dalam mengikuti perkembangan situasi global yang berkembang saat ini dengan melakukan inovasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dan pengasuhan dalam pelaksanaan Pendidikan Pembentukan Bintara Polri.
Demikian disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada para wartawan melalui keterangan tertulis, Senin (3/7/2020).
Yusri menilai, perkembangan teknologi telah mempermudah manusia dalam kehidupan sehari hari, tetapi pekerjaan yang berhubungan langsung dengan pendidikan dan pembentukan Bintara Polri membutuhkan pendekatan yang berbeda dengan menekankan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara sinergis.
“Tenaga pendidik dan pengasuh di SPN Polda Metro Jaya dihadapkan pada kewajiban untuk berkembang kreatif dalam penyampaian materi pelajaran dan pengasuhan melalui sistem e-learning,” katanya.
Yusri menyatakan, pembentukan karakter Kebhayangkaraan dan pengenalan budaya Polri yang harus diberikan kepada para siswa membutuhkan ketekunan dari para pengasuh dan pendidik untuk menjadikan para siswa SPN yang berasal dari remaja sipil menjadi Polisi baru yang professional dan berintegritas untuk mewujudkan Polisi yang beradab.
“Kehadiran teknologi tidak serta merta dapat menggantikan peran tenaga pendidik dan pengasuh dalam Pendidikan Pembentukan Bintara Polri, teknologi justru dapat digunakan sebagai sarana untuk memberdayakan para tenaga pendidik dan pengasuh sehingga dapat menjawab tantangan pendidikan di era digital,” ujar Alumni Akpol 1991 itu.
Yusri mengatakan, tenaga pendidik dan pengasuh berperan dalam membuat aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik berjalan selaras dengan bantuan teknologi karena bagaimanapun teknologi hanya sekedar alat penunjang aktivitas belajar mengajar dan pengasuhan.
“Dalam menangani pendidikan dan pelatihan terhadap generasi Z yang akrab dengan teknologi tentu saja menuntut para tenaga pendidik dan pengasuh untuk mampu beradaptasi dengan pendekatan belajar dan pengasuhan yang mengikuti perkembangan zaman,” tuturnya.
Menurut Yusri, dengan hadirnya teknologi mampu mempermudah tenaga pendidik dan pengasuh di SPN Polda Metro Jaya.
“Tenaga pendidik dan teknologi harus selaras untuk dapat membawa Pendidikan ke arah yang lebih mudah tetapi sesuai dengan kurikulum dan tujuan pendidikan,” tegasnya.
Yusri mengatakan, penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar dan pengasuhan di SPN Polda Metro Jaya akan memberi ruang gerak untuk para pendidik dan pengasuh agar dapat menjadi pendidik yang memfasilitasi pembelajaran.
“Penggunaan platform digital dalam proses pendidikan dan pengasuhan memudahkan akses informasi, referensi, komunikasi serta peningkatan kemampuan siswa didik dalam proses belajar mengajar,” ungkapnya.
Dengan bantuan teknologi, lanjut Yusri, diharapkan peningkatan kualitas proses belajar mengajar dan pengasuhan dapat ditingkatkan, untuk itu SPN Polda Metro Jaya berinovasi dengan membuat aplikasi SIGAP (Siswa Gadik dan Pengasuh) sebagai alat bantu teknologi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dan pengasuhan.
“Penggunaan aplikasi SIGAP diharapkan dapat menjadi alat bantu teknologi yang sangat membantu proses belajar mengajar dan pengasuhan dalam situasi pandemi Covid-19 yang sedang terjadi saat ini,” jelasnya.
Yusri menuturkan, kemampuan adaptasi generasi Z yang akrab dengan teknologi informasi dalam menghadapi disrupsi situasi global yang mengharuskan pelaksanaan Pendidikan Pembentukan Bintara Polri dilaksanakan dengan beberapa perubahan terkait penerapan protokol kesehatan Covid-19, diharapkan dapat berjalan dengan baik dan lebih menarik karena dilengkapi alat bantu teknologi yang dapat memudahkan para siswa mendapatkan informasi dengan mudah tentang kegiatan, jadwal, tugas, nilai dan pengajar, serta hal lain yang berkaitan dengan Pendidikan yang mereka jalankan di SPN Polda Metro Jaya.
“Komunikasi siswa dengan tenaga pendidik, pengasuh dan pimpinan SPN Polda Metro Jaya dipermudah dengan adanya akses langsung melalui forum diskusi di aplikasi, siswa juga dapat mengakses referensi pelajaraan dan video fungsi teknis kepolisian melalui e-library,” tukasnya.
Yusri mengatakan, penugasan dari tenaga pendidik dan pengasuh juga dilaksanakan melalui aplikasi SIGAP ini.
“Hal ini diharapkan dapat membuat para siswa aktif berpikir kritis dalam proses pembelajaran dan pengasuhan sehingga proses transformasi yang berjalan dalam pendidikan pembentukan Brigadir Polri dapat terukur dengan baik dan berjalan sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan berhasil membentuk Bintara Polri sesuai dengan profile lulusan yang ditetapkan,” ungkapnya.
Yusri menjelaskan, aplikasi SIGAP diharapkan dapat menjadi batu pijakan bagi proses belajar mengajar di SPN Polda Metro Jaya memasuki era Revolusi Industri 4.0.
“Hal ini tentu saja dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan kemajuan teknologi yang terus berkembang seiring waktu sehingga dunia pendidikan kepolisian menjadi semakin adaptif dan modern,” harapnya.
Penjelasan Mengenai Aplikasi SIGAP Promiter SPN Polda Metro
Yusri menerangkan, SIGAP merupakan Akronim dari Siswa Gadik Pengasuh, berdasarkan 3 Prinsip dasar, yakni: simplyfing, interacting, dan evaluating.
“Simplyfing, artinya bersifat Mobile dengan berbasis Android/IOS dan Web sehingga mudah dibawa dan digunakan kapanpun dan di manapun. Interacting, artinya mampu menginteraksikan komponen siswa Gadik dan pengasuh dalam proses belajar mengajar sehingga proses dan hasil lebih berkualitas. Evaluating, artinya mampu mengukur serta memacu kinerja komponen siswa, Gadik dan pengasuh secara efektif dan efisien.
Yusri menegaskan, pendekatan dari pembuatan aplikasi ini adalah problem solving atas permasalahan dalam proses belajar dan mengajar terhadap siswa Diktuk Bintara di SPN Polda Metro Jaya.
“Dengan adanya permasalahan tersebut maka perlu pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung kontinu dan berkualitas, sekaligus mendukung program SIPL Lemdiklat Polri dalam menginput nilai yang dihasilkan melalui proses yg terukur & transparan,” ucapnya
Yusri mengungkapkan, tim telah merancang aplikasi sebagai solusi atas permasalahan proses belajar dan mengajar yaitu: yang pertama, Fitur Jadwal yaitu jadwal harian, mingguan, dan bulanan hingga tahapan mata pelajaran (MP), kelas, nama Gadik yang mengisi materi MP.
“Dengan adanya modul ini komponen siswa, Gadik, pengasuh, dan pimpinan dapat mengetahui secara detil jadwal kegiatan pembelajaran dan notifikasi serta peringatan (alert system) sehingga mencegah kesalahan dan ketidaktahuan dalam proses pembelajaran dari seluruh komponen,” jelas Yusri.
Yang kedua, sambung Yusri, Fitur Plotting Gadik yaitu pemetaan Gadik sesuai kompetensinya (kualifikasi/sertifikasi, background penugasan di wilayah dan pendidikan formal) untuk diplotting sebagai Gadik mata pelajaran tertentu, serta adanya sistem admin yang mengelola jika terjadi perubahan waktu mengajar bagi para Gadik apabila berhalangan sesuai MP dan kelasnya.
“Manfaat fitur ini adalah memastikan setiap Gadik ditugaskan sesuai kompetensi, terukur, dan transparan sehingga mencegah kelas kosong dan pemberian materi tercapai secara efektif dan efisien,” imbuhnya.
Yang ketiga, lanjut Yusru, Fitur Referensi yaitu terdiri atas hanjar Lemdiklat, materi paparan dari Gadik, E-Library Icitap.
“Manfaat Fitur ini adalah memperkaya pengetahuan siswa dan memudahkan siswa dalam mendapatkan Materi MP serta mempersiapkan diri sebelum Mengikuti MP dan Gadik dapat mempersiapkan Materi Paparan MP yang akan diberikan dalam Jam Pelajaran (JP),” jelasnya.
Yusri menerangkan, hal ini wajib diupload di Aplikasi Sigap 3 Hari (H-3 sebelum Mengajar) agar siswa dapat terlebih dahulu mempelajarinya.
“Diharapkan kelas berlangsung Interaktif & berlangsung secara Efektif Efisien tidak hanya satu arah,” ungkapnya
Yang keempat, sebut Yusri, Fitur Forum Diskusi yaitu forum yang dilaksanakan saat jam wajib belajar (pukul 19.00-21.00) di mana masing-masing Pleton sesuai forum MP-nya.
“Fungsinya mendiskusikan kembali atas materi pelajaran yg diberikan Gadik saat JP sehingga siswa benar-benar paham atas materi MP dan Gadik dapat menerima feedback atas Materi MP yang telah diberikan untuk didiskusikan bersama,” ujarnya.
Yang kelima, menurut Yusri, adalah Fitur Evaluasi yaitu Sistem Penilaian Kinerja Gadik di mana siswa dapat menilai Gadik dalam pemberian materi MP berdasarkan kriteria penilaian mendasar Peraturan Kalemdiklat tentang Kompetensi Gadik yang dituangkan dalam kuesioner pada aplikasi sigap, berikut Sistem Absensi Gadik,
“Penilaian juga dilakukan terhadap kinerja siswa atas keaktifan dan kualitas feedback dari siswa dalam forum diskusi dan penugasan yang diberikan, sedangkan pengasuh disamping melakukan pengawasan dan asistensi penggunaan aplikasi terhadap siswa juga memberikan penilaian atas kinerja siswa di forum diskusi dan penugasan sebagai salah satu aspek nilai kepribadian siswa,” tuturnya.
Yang keenam, tambah Yusri, Fitur Hotline Siswa yaitu saluran bagi siswa memberikan masukan, keluhan, dan informasi kepada pimpinan dan pejabat utama SPN berkaitan dengan proses belajar mengajar.
“Sehingga meminimalisir terjadinya pelanggaran dalam proses belajar mengajar maupun pola pengasuhan,” pungkas mantan Kabid Humas Polda Jabar ini. (Daniel)
Add comment